Keterbatasan sumber daya (air) tak
selalu menyebabkan timbulnya konflik di tengah-tengah masyarakat. Bisa jadi,
berawal dari keterbasan timbul rasa saling membutuhkan antara manusia satu
dengan manusia lainnya. Lagian apa guna persaingan ditengah kesulitan yang
menghadang, itu sama saja melakukan bunuh diri secara perlahan.
Daerah karst sangat minim dengan
air permukaan, air hujan turun langsung menuju aliran sungai bawah tanah
melalui lapisan ponor, tinggallah kering nan gersang meghiasi tanah bebatuan.
Padahal air adalah sumber kehidupan. Di manakah kehidupan bisa mereka dapatkan?
Satu-satunya air permukaan hanyalah cekungan doline yang terisi air hujan, ya
itulah yang menjadi sumber penghidupannya, bagi manusia, hewan maupun tanaman.
Tak usahlah jijik membayangkan
apabila kita harus mandi satu lokasi
sama hewan piaraan, itu merupakan pemandangan umum yang biasa kita
saksikan di daerah Paliyan. Di tempat pemandian hewan sekaligus pemilik
hewannya itu tadi, bisa kita saksikan sekelompok manusia bergerombol di tangga
plesteran, sedang asyik 'mengucek' dan membilas pakaian, dan lebih parahnya
lagi, ada juga sekelompok orang yang sedang mengambil air untuk kebutuhan minum
dan makan, ya itu tadi .... air yang juga digunakan untuk memandikan hewan!!!!!
Lha terus mau bagaimana lagi?
Cekungan doline itulah satu-satunya sumber penghidupan.
Jangan berbicara kesehatan
dihadapan mereka. Buktinya banyak dari mereka yang berusia panjang, juga jarang
yang sakit-sakitan. Aku sendiri juga heran, orang sepuh-pun banyak yang masih
enerjik bekerja ke ladang.
Mungkin bisa kutarik sebuah
kesimpulan, bahwasanya keterbatasan tak hanya bisa menimbulkan kerukunan tapi
juga bisa menyehatkan.
0 komentar :
Posting Komentar